Home » » Interpretasi Citra

Interpretasi Citra

Interpretasi Citra - adalah kegiatan mengenali objek pada citra dengan cara menganalisis dan kemudian menilai penting atau tidaknya objek tersebut. Pengenalan objek citra berdasarkan karakteristik tertentu yang disebut unsur interpretasi citra. Ada delapan interpretasi citra, di antaranya:
1. Rona/ Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra.
Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum nyata.
2. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang, dan halus. Misalnya hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstrur halus.
3. Bentuk
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya. Seperti: jalan bentuknya memanjang sedangkan lapangan bola mempunyai bentuk lonjong.
4. Ukuran
Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala.

5. Pola
Pola merupakan suatu keteraturan pada suatu objek di lapangan yang tampak pada citra. Pola diklasifikasikan menjadi: teratur, kurang teratur, dan tidak teratur.
6. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: pemukiman pada umumnya memanjang pada pinggir tebing pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
7. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: pola transmigrasi dikenali dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke jalan.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh: sawah berasosiasi dengan aliran air (irigasi), pemukiman, dan sebagainya.
Alat Pengindraan Jauh
Alat Pengindraan Jauh untuk Memperoleh Citra Foto
Alat yang digunakan untuk memperoleh citra foto adalah kamera. Bagan sebuah kamera sederhana dapat dilihat berikut ini.


                                           Gambar 2.2 Bagan sebuah kamera sederhana. 

Jenis kamera dalam pengindraan jauh fotografik antara lain:
1. kamera kerangka untuk pemetaan,
2. kamera kerangka untuk keperluan tinjau,
3. kamera panoramik, dan
4. kamera multispektral.

Kamera kerangka (frame camera) adalah kamera yang perekaman tiap lembar foto dilakukan secara serentak dan bukan bagian demi bagian. Pemindahan filmnya adalah kerangka demi kerangka.
Kamera kerangka untuk pemetaan disebut juga kamera metrik atau kamera kartografik yang lebih menekankan pada kecermatan informasi metrik.
Kamera kerangka untuk keperluan tinjau dirancang untuk menyajikan gambaran objek dengan resolusi spasial yang tinggi.
Kamera panoramik adalah kamera yang mengindra pada bidang pandang yang relatif sempit melalui suatu celah yang sempit. Daerah yang diindra, diliputi dengan rotasi lensa kamera.
Jika dibandingkan dengan kamera kerangka, kamera panoramik mengalokasikan citra daerah yang lebih luas, tetapi tidak memiliki ketelitian yang tinggi seperti citra kamera kerangka.
Kamera strip bekerja tanpa penutup lensa (shutter). Pada saat pemotretan, sinar masuk ke kamera melalui celah sempit yang dibuat melintang terhadap arah jalur penerbangan. Film digerakkan dengan kecepatan seimbang terhadap gerak relatif antara objek dan pesawat terbang.
Kamera multispektral berupa kamera yang diarahkan ke satu titik fokus (multikamera) atau satu kamera dengan beberapa lensa (kamera multilensa). Pada setiap pemotretan dapat dihasilkan 3 hingga 12 foto.
Pada dasarnya, kamera terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok kerucut lensa, tubuh kamera, dan magasen. Di dalam kerucut lensa terdapat lensa, filter, diafragma, dan penutup lensa. Pada tubuh kamera terdapat mekanisme penggerak film, perataan film pada saat pemotretan, dan penggerak penutup lensa. Pada magasen terdapat gulungan film dan penarik film.
Bagian yang lain dari pemotretan adalah film. Film dapat dibagi atas film ultraviolet, film ortokromatik, film pankromatik, dan film inframerah.
Bagian penting lainnya adalah filter, yaitu pengatur sinar yang masuk ke kamera. Jenis filter ini di antaranya berupa filter penyerap, filter penahan gelombang pendek, filter penerus saluran sempit, filter penyaring gangguan atmosfer, filter anti ketidakseragaman, dan filter untuk kompensasi warna bagi film berwarna.
Hasil dari pengindraan jauh fotografik berupa foto udara dan foto satelit. Foto udara pada umumnya dibuat dengan menggunakan pesawat terbang sebagai wahananya, atau balon yang dapat mencapai ketinggian hingga 35 km (balon stratosfer). Foto satelit dibuat dengan menggunakan satelit sebagai wahananya.
Landsat, SPOT-1, dan ERS-1 merupakan satelit yang cukup handal, yang didesain sebagai satelit yang multifungsi. Khususnya ERS-1, membawa lima sensor yang cukup canggih. Sensor yang dimaksud adalah sebagai berikut.

0 komentar:

Posting Komentar

Visual Study. Diberdayakan oleh Blogger.